ØKonjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai
dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah,
sehingga sering disebut mata merah. (Suzzane, 2001:1991)
Klasifikasi
1.Konjungtivitis Alergi
2. Konjungtivitis Bakteri
Øoleh staphylococcus
aureus, haemophylus influenza
atau neiseria gonorhe.
Manifestasi Klinis. :Adapun smanifestasi sesuai klasifikasinya adalah sebagai
berikut:
1. Konjungtivitis Alergi
a.Edema berat sampai ringan
pada konjungtivitas
b.Rasa seperti terbakar
c.Injekstion vaskuler pada konjungtivitas
d.Air mata sering keluar sendiri
e.Gatal-gatal adalah bentuk konjungtivitas yang paling berat
2. Konjungtivitis Bakteri
a.Pelebaran pembuluh darah
b.Edema konjungtiva sedang
c.Air mata keluar terus
d.Adanya secret atau kotoran pada mata
Kerusakan
kecil pada epitel kornea mungkin ditemukan
3. Konjungtivitis Viral
a.Fotofobia
b.Rasa seperti ada benda asing didalam mata
c.Keluar air mata banyak
d.Nyeri prorbital
e.Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan pada kornea
f.Kemerahan konjungtiva
Ditemukan
sedikit eksudat
Komplikasi
1.Glaucoma
2.Katarak
3.Ablasi retina
4.Komplikasi pada konjungtivitis katarak kronik merupakan segala
penyulit dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis .
5.Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa
ulkus kornea.
6.Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan
pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan parut yang tebal di kornea
yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta.
7.Komplikasi
konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat
mengganggu penglihatan.
ASUHAN KEPERAWATAN
. Pengkajian
1.Riwayat keperawatan
2.Riwayat Perjalanan
penyakit
3.Riwayat pengobatan
sebelumnya
4.Proses pertolongan
pertama yang dilakukan
5.Pemeriksaan fisik :
a.Mengidentifikasi tipe
konjungtivitis
b.Penglihatan perifer
matanya bengkak, mata merah, dan gatal-gatal
c.Kenyamanan
d.Klien merasa malu dengan
penyakitnya
Klien
khawatir rekan-rekannya akan tertular oleh penyakitnya
Diagnosa keperawatan
1.Gangguan persepsi sensori b.d edema dan iritasi konjungtiva
2.Gangguan konsep diri (body image menurun) b.d adanya
perubahan pada kelopak mata
3.Ansietas
b.d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya
Intervensi
Diagnosa
|
Tujuan & KH
|
Intervensi
|
Rasional
| |||||
1.
|
Tujuan : nyeri yang dirasakan klien
dapat berkurang, dan
klien tidak merasa kesakitan
KH: Nyeri berkurang atau
terkontrol (skala
2)
|
1) Kaji tingkat nyeri
yang dialami oleh klien.
2) Ajarkan klien
metode distraksi
selama nyeri, seperti
nafas dalam
dan teratur.
3) Ciptakan lingkungan
tidur yang nyaman
aman dan tenang
4) Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgesik.
|
- Untuk menentukan pilihan intervensi
yang tepat.
- Berguna dalam
intervensi selanjutnya.
- Merupakan suatu
cara pemenuhan rasa nyaman
kepada klien dengan mengurangi
stressor yang berupa kebisingan.
-Menghilangkan
nyeri,karena memblokir
saraf penghantar nyeri
|
2.
|
Tujuan : Setelah
diberikan askep
keperawatan diharapkan gangguan
persepsi sensori berkurang
atau hilang
KH : Pasien dapat
melihat dengan
baik, pasien tidak mengalami
kesusahan waktu melihat atau
berinteraksi dg orang lain.
|
- Kaji ketajaman
penglihatan pasien
- Anjurkan kepada
keluarga atau orang terdekat klien
untuk tinggal bersama klien
- Anjurkan kepada
pasien dan keluarga
untuk mematuhi progam
terapi yang telah dilaksanakan.
|
- untuk mengkaji
sejauh
mana pasien
dapat melihat
- Megawasi dan
membimbing selama
pengobatan berlangsung.
- untuk mempercepat
dalam proses penyembuhan
|
3.
|
Tujuan: pasien tidak dalam keadaan cemas
maupun gelisah cemas
KH: Klien mengatakan pamaham tentang
proses penyakitnya dan dalam keadaan tenang.
|
- Kaji tingkat ansietas / kecemasan.
- Beri penjelasan tentang proses penyakitnya.
- Beri dukungan moril berupa do’a untuk klien.
|
- Bermanfaat dalam penentuan intervensi.
- Meningkatkan pemahaman klien tentang proses penyakitnya - Memberikan perasaan tenang kepada klien. |
Evaluasi
No. Dx
|
EVALUASI
|
1.
|
S: Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah mulai berkurang
O: Klien menunjukkan perasaan yang rileks dan tidak mengalami kesakitan lagi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
|
2.
|
S: Klien mengatakan tidak bisa melihat seseorang jika dari jarak jauh
O: Klien menunjukkan sikap kebingungan ketika diajak bertatap muka, dan sering salah jika berhadapan dengan orang lain.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
|
3.
|
S: Klien mengatakan cemas dan gelisah ketika ditanya tentang penyakit yang ia derita.
O: Klien tampak bingung dan wajah pucat,
akral dingin dan cemas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar